5. Manusia dan Pandangan Hidup
Pendidikan dijadikan pandangan hidup paling penting bagi manusia
Dalam kajian pendidikan dikenal sejumlah ranah pendidikan, seperti pendidikan intelek, pendidikan keterampilan, pendidikan sikap, dan pendidikan karakter (watak). Pendidikan karakter berkenaan dengan psikis individu, di antaranya segi keinginan/nafsu, motif, dan dorongan berbuat. Pendidikan karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian, tanggung jawab, kebenaran, keindahan, kebaikan, dan keimanan. Dengan demikian, pendidikan berbasis karakter dapat mengintegrasikan informasi yang diperolehnya selama dalam pendidikan untuk dijadikan pandangan hidup yang berguna bagi upaya penanggulangan persoalan hidupnya.
Pendidikan berbasis karakter akan menunjukkan jati dirinya sebagai manusia yang sadar diri sebagai makhluk, manusia, warga negara, dan pria atau wanita. Kesadaran itu dijadikan ukuran martabat dirinya sehingga berpikir obyektif, terbuka, dan kritis, serta memiliki harga diri yang tidak mudah memperjualbelikan. Sosok dirinya tampak memiliki integritas, kejujuran, kreativitas, dan perbuatannya menunjukkan produktivitas. Selain itu, tidak hanya menyadari apa tugasnya dan bagaimana mengambil sikap terhadap berbagai jenis situasi permasalahan, tetapi juga akan menghadapi kehidupan dengan penuh kesadaran, peka terhadap nilai keramahan sosial, dan dapat bertanggung jawab atas tindakannya.
Pendidikan merupakan satu aspek yang penting di dalam kehidupan setiap individu. Pendidikan bermula sejak seorang itu dilahirkan sehinggalah ia menemui ajalnya. Pendidikan bagi manusia meliputi aspek jasmani,rohani, akal dan sosial. “Manusia mendidik anaknya supaya badannya sihat dan kuat, akalnya waras dan cerdas, rohaninya luhur dan berbudi pekerti tinggi, tahu bermasyarakat dan menyesuaikan diri dalam kelompoknya.
Di antara pendidikan yang paling penting bagi setiap manusia ialah pendidikan Islam. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang melatih kepekaan (sensibility) para peserta didik sedemikian rupa sehingga sikap hidup dan peri-laku, juga keputusan dan pendekatannya kepada semua jenis pengetahuan dikuasai oleh perasaan mendalam nilai-nilai etik dan spiritual Islam. Mereka dilatih dan mentalnya didisiplinkan, sehingga mereka mencari pengetahuan tidak sekadar untuk memuaskan keingin-tahuan intelektual atau hanya untuk keuntungan dunia material belaka, tetapi juga untuk mengembangkan diri sebagai makhluk rasional dan saleh yang kelak dapat memberikan kesejahteraan fisik, moral dan spiritual bagi keluarga, masyarakat dan umat manusia”(Syed Sajjad Husain & Syed Ali Ashraf , 2000)
Dalam konteks Negara Brunei Darussalam, pihak kerajaan amat mementingkan pendidikan Islam. Pendidikan Islam mula diberikan kepada kanak-kanak sejak mereka berada di peringkat prasekolah hinggalah ke universitas. Untuk menanamkan ajaran-ajaran Islam di kalangan pelajar- pelajar dengan lebih berkesan, maka satu kurikulum yang lengkap,kemas dan tersusun rapi serta berkesinambungan amatlah diperlukan.
Oleh itu di dalam rencana ini penulis akan menerangkan mengenai kurikulum yang berkaitan dengan pendidikan Islam. Kurikulum pendidikan Islam yang dimaksudkan di sini tidak terbatas setakat mempelajari mata pelajaran pengetahuan agama Islam sahaja sebagaimana kefahaman kebanyakkan masyarakat hari ini. Tetapi pendidikan Islam itu sebenarnya mempunyai skop jangkauan yang lebih luas meliputi semua cabang ilmu pengetahuan yang dibenarkan oleh agama Islam. Dengan kata lain Pandangan hidup atau worldview, pendidikan dan ilmu pengetahuan adalah tiga faktor penting dalam pembentukan sebuah peradaban. Kaitan antara ketiga faktor tersebut merupakan vicious circle (lingkaran setan). Artinya pandangan hidup dapat lahir dan berkembang dari akumulasi ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui proses pendidikan. Sebaliknya bentuk pendidikan dan corak ilmu pengetahuan yang diajarkan juga ditentukan oleh karakter pandangan hidup suatu bangsa atau peradaban. Pandangan hidup yang memiliki elemen kepercayaan terhadap Tuhan, misalnya, sudah tentu akan menerima pengetahuan non-empiris. Sebaliknya pandangan hidup yang mengingkari eksistensi Tuhan akan menafikan pengetahuan non-empiris dan pengetahuan spiritual lainnya. Demikian pula pandangan hidup ateis akan menganggap sumber pengetahuan moralitasnya hanyalah sebatas subyektifitas manusia dan bukan dari Tuhan. Dalam Islam, ilmu pengetahuan terbentuk dan bersumber dari pandangan hidup Islam, yang berkaitan erat dengan struktur metafisika dasar Islam yang telah terformulasikan sejalan dengan wahyu, hadith, akal, pengalaman dan intuisi. Pembentukan itu sudah tentu melalui proses pendidikan. Namun, karena pengaruh pandangan hidup Barat melalui Westenisasi dan globalisasi pendidikan Islam kehilangan perannya dalam mengaitkan ilmu pengetahuan dengan pandangan hidup Islam.
Pengertian worldview
Terma yang umum digunakan untuk memaknai pandangan hidup adalah worldview (Inggeris), weltanschauung atau weltansicht (Jerman), terkadang juga disebut paradigma. Dalam pemikiran Islam terma yang digunakan bermacam-macam seperti yaitu al-taÎawwur al-IslÉmÊ, al-Mabda’ al-IslÉmÊ, IslÉmÊ NaÐariyat, dan juga ru’yat al-Islam lil wujËd, terkadang dipakai juga terma naÐariyyat al-IslÉm li al-kawn. Istilah ini netral sifatnya, sebab ia masih perlu diberi kata sifat Islam. Oleh sebab itu untuk memudahkan artikulasi peristilahan dalam diskursus ini, istilah worldview atau pandangan hidup dipakai sebagai kata pinjaman. Sudah tentu istilah asing ini akan mengalami perubahan definisinya ketika ia diberi kata sifat Islam, Krsiten, Barat. Artinya istilah ini bisa dipakai untuk agama apapun dan peradaban manapun juga. Seperti al-Mabda’ al-Shuyu’i, Western worldview, Christian worldview, Hindu worldview dll. Disini kata sifat Islam, Barat, Kristen, Hindu dll., digunakan untuk pembeda. Untuk memahami lebih jauh makna worldview akan dipaparkan definisi-definisi worldview secara umum dan definisi khusus yang diberikan oleh para ilmuwan Muslim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar