Senin, 18 April 2011

Tarian Gandrung



               Tarian Gandrung adalah tarian kehidupan. Setiap geraknya adalah riwayat. Panggungnya keseharian, di mana musim panen dan paceklik adalah dua musim yang satu dan garisnya abu-abu. Temu Mesti adalah penari Gandrung terkemuka di Banyuwangi, Jawa Timur. Meski usianya 53 tahun, posisinya dalam kesenian tradisional Banyuwangi itu belum tergeser oleh para penari muda. Tinggi badannya sekitar 170 cm, berperawakan sedang. Suaranya yang melengking jernih masih belum tertandingi. Namun, seperti banyak seniman tradisional, hidupnya jauh dari gemerlap. Rumahnya di Dusun Kedaleman, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, berukuran 7 x 12 meter persegi, dengan perabotan apa adanya. Itulah hasil keringatnya selama lebih dari 35 tahun menari Gandrung. Menurut catatan sejarah, gandrung pertama kalinya ditarikan oleh para lelaki yang didandani seperti perempuan dan, menurut laporan Scholte (1927), instrumen utama yang mengiringi tarian gandrung lanang ini adalah kendang. Pada saat itu, biola telah digunakan. Namun demikian, gandrung laki-laki ini lambat laun lenyap dari Banyuwangi sekitar tahun 1890an, yang diduga karena ajaran Islam melarang segala bentuk transvestisme atau berdandan seperti perempuan. Namun, tari gandrung laki-laki baru benar-benar lenyap pada tahun 1914, setelah kematian penari terakhirnya, yakni Marsan. Menurut sejumlah sumber, kelahiran Gandrungditujukan untuk menghibur para pembabat hutan, mengiringi upacara minta selamat, berkaitan dengan pembabatan hutan yang angker.[3]

                Gandrung wanita pertama yang dikenal dalam sejarah adalah gandrung Semi, seorang anak kecil yang waktu itu masih berusia sepuluh tahun pada tahun 1895. Menurut cerita yang dipercaya, waktu itu Semi menderita penyakit yang cukup parah. Segala cara sudah dilakukan hingga ke dukun, namun Semi tak juga kunjung sembuh. Sehingga ibu Semi (Mak Midhah) bernazar seperti “Kadhung sira waras, sun dhadekaken Seblang, kadhung sing yo sing” (Bila kamu sembuh, saya jadikan kamu Seblang, kalau tidak ya tidak jadi). Ternyata, akhirnya Semi sembuh dan dijadikan seblang sekaligus memulai babak baru dengan ditarikannya gandrung oleh wanita. Tradisi gandrung yang dilakukan Semi ini kemudian diikuti oleh adik-adik perempuannya dengan menggunakan nama depan Gandrung sebagai nama panggungnya. Kesenian ini kemudian terus berkembang di seantero Banyuwangi dan menjadi ikon khas setempat. Pada mulanya gandrung hanya boleh ditarikan oleh para keturunan penari gandrung sebelumnya, namun sejak tahun 1970-an mulai banyak gadis-gadis muda yang bukan keturunan gandrung yang mempelajari tarian ini dan menjadikannya sebagai sumber mata pencaharian di samping mempertahankan eksistensinya yang makin terdesak sejak akhir abad ke-20.

Tari Gandrung Lombok

           Tari Gandrung merupakan salah satu tarian rakyat di Lombok. Dengan pola tarian yang tidak mengikuti pola gerak serta iringan lagu yang sesuai dengan patokan lazimnya, tari Gandrung dikatakan luar biasa. Menurut sejarahnya, konon tari Gandrung lahir dari suatu keadaan saat tersedia perangkat gamelan yang baru selesai digunakan dalam sebuah upacara resmi. Para prajurit keraton melihat kesempatan ini untuk bergembira ria dan mencoba memainkan alat tersebut secara seadanya. Seseorang lalu maju untuk menggerakkan tubuhnya dengan santai dalam suasana kerakyatan tidak dibatasi protokoler istana yang serba teratur.

             Tarian kemudian berlanjut dengan pergantian penari-penari secara spontan. Saat pergantian itu, penari saling menepuk yang kemudian diartikan minta diganti penari lain untuk melanjutkan kegembiraan tersebut. Kegiatan ini kemudian mendapat perhatian kalangan istana, yang dalam perkembangannya dimanfaatkan untuk menghibur para bangsawan beserta tamunya.

                 Karena mulai memasuki areal para bangsawan, kegiatan menari ini mulai diberi sentuhan yang tentu saja penuh aturan etika, estetika, dan tata krama, bukan bergoyang sembarangan tanpa memperhatikan kesopanan. Gerak tubuh para penarinya inilah yang kemudian menjadikannya sebagai sebuah tarian yang disebut tari Gandrung. Dalam perkembangan berikutnya, tari Gandrung mulai masuk pada masyarakat Lombok sebagai kesenian rakyat. Sejak itulah kegiatan yang akhirnya dikenal dengan pertunjukan Gandrung ini menjadi kesenian bagi rakyat Lombok. Namun, sekarang menurut Lalu Suryadi Mulawarman, koreografer kenamaan NTB, tari Gandrung telah mengalami pergeseran nilai, etika, dan estetika. Menurut pengamatan koreografer lulusan IKJ Jakarta ini, gerakan tari Gandrung sekarang tampak dibuat erotis dan sensual dengan goyangan pinggang yang dibuat berlebihan. ”Tampak gerakan tari Gandrung di Lombok sekarang dipaksakan erotis dan sensual,” ujarnya. Di kalangan generasi sekarang, esensi tari Gandrung itu bisa dikatakan telah hilang, hanya yang berbentuk fisik yang masih terlihat.

Padahal, lanjutnya, aslinya tiap gerakan tari Gandrung gerak tradisi, gerak kecil-kecil seadanya sesuai kebutuhan namun tetap memenuhi unsur estetika dan penuh etika. ”Bahkan dalam tari Gandrung yang asli ada yang memakai ritual khusus sebelum digelar,” ujarnya. Banyak yang tidak paham bahwa ada nilai-nilai dan filosofi yang terkandung dalam tari Gandrung, terutama nilai sosial dan kesopanan, karena tari Gandrung merupakan tari pergaulan.

              Hal inilah yang membuat tari Gandrung sempat menjadi kontroversial di Lombok. ”Di Lombok Timur, tari Gandrung sempat dilarang digelar, dulu,” ungkap Suryadi. Yang menarik dicermati justru masing-masing kelompok tari Gadrung di Lombok memiliki versi berbeda-beda sesuai dengan karakter pelatihnya. Dalam tari Gandrung Lombok pengaruh Bali dan transformasi Jawa –Banyuwangi- sangat kuat, kata Suryadi Mulawarman. Terjadi persinggungan yang kuat antara tiga etnis ini termasuk musiknya. Bagi masyarakat Lombok, tari Gandrung merupakan pilihan ”terbaik” untuk acara-acara seremonialnya, karena melibatkan masyarakat untuk ikut menari. Ada kebanggaan bagi masyarakat ketika ikut menari bersama penari Gandrung. Menari bersama ini dinamakan ngibing yang dalam bahasa Sasak berarti menari. Orang yang ngibing disebut pengibing. Dalam tiap upacara tradisi masyarakat Lombok, kehadiran Gandrung menjadi penting. Tiap ada pergelaran tari Gandrung, masyarakat akan datang berbondong-bondong menyaksikannya dalam arena yang dipenuhi penonton yang melingkar. Aslinya tarian dilaksanakan di arena datar, di bawah bukan di panggung, dengan penonton yang melingkari penari. Bagi masyarakat di desa-desa di Lombok, Gandrung adalah hiburan yang penting. ”Masyarakat yang datang biasanya berebut ingin di-tepek dan diberi kipas sang penari,” kata Suryadi. Sejauh ini, menurut Ketut Swastika, koreografer lainnya yang juga menjadi pelatih Gandrung, tari ini di Lombok masih tetap eksis hingga sekarang. Tari ini merupakan kesenian yang diwarnai pemberian tips pengibing kepada penarinya. Pergelaran di perdesaan bisa semalaman. ”Dalam semalam, penari Gandrung bisa mendapatkan tips hingga Rp 300.000 tiap orang,” ujarnya. Selain sebagai kesenian rakyat untuk memeriahkan acara atau upacara tradisional seperti perkawinan adat dan khitanan, tari Gandrung di Lombok juga berkembang untuk mengisi acara-acara resmi di kota sebagai penghibur tamu. Pada kesempatan inilah, tarian Gandrung biasanya diolah lagi disesuaikan dengan kebutuhan, kata Ketut Swastika. Tari Gandrung bisa ditarikan sendiri atau beberapa orang yang terdiri atas tiga babak yakni bapangan, gandrangan dan parianom. Babak bapangan merupakan babak pembuka, penari digambarkan sedang memperkenalkan diri pada penonton dengan menari mengitari arena sampai selesainya gending pengiringnya yang disebut bapangan. Dalam babak gandrangan penari dengan gerak yang lebih lincah mengitari arena dengan kipas di tangan, melirik, mencari dan mengincar pengibing, terutama penonton yang berada di bangian depan. Penari akan melemparkan kipas ke arahnya jika pengibing yang diharapkan tidak dapat dijangkaunya. Yang terkena sentuhan atau lemparan kipas harus maju menari bersamanya. Babak ketiga yang disebut parianom, merupakan perpanjangan bagian kedua. Gending pengiringnya yang disebut parianom tidak menggunakan seluruh instrumen orkestra Gandrung namun hanya redep dan suling yang dibantu suara gendang, petuk, dan rincik. Dalam pergelaran resmi, tari Gandrung dilakukan secara lengkap dalam tiga babak. Namun, dalam pergelaran di pedesaan, ujar Ketut Swastika, sekarang banyak tidak menerapkan ketiga babak lengkap karena dianggap terlalu lama untuk menanti babak yang paling dinanikan yakni tampilnya pengibing. Ketut Swastika menjelaskan, di Lombok, penari Gandrung yang berada di desa-desa umumnya penari turun temurun. Di perkotaan lebih banyak ditarikan penari profesional. Gandrung tersebar di beberapa desa, seperti di Gerung Butun, Dasan Tereng dan Narmada Lombok Barat, Lenek di Lombok Timur. - nik

Senin, 14 Maret 2011

1. Manusia dan Cinta Kasih

Manusia mewujudkan Kasih Sayangnya dengan Tanam Pohon

                      Dalam rangka mengurangi dampak global warming dan peringatan hari bumi yang jatuh pada bulan ini, Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) bersama Community Based of First Aid menggelar penanaman pohon di Kecamatan Setu Kota Tangsel, Jum’at . Community Based of First Aid Sebagai salah satu bentuk program pertolongan pertama berbasis masyarakat merupakan salah satu bentuk program yang diunggulkan oleh Palang Merah Indonesia dalam rangka pengurangan resiko bencana, contohnya yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan hidup. Community Based of First Aid juga membantu masyarakat untuk berpartisipasi mengedentifikasi prioritas kebutuhan dan kapasitas yang dimiliki masyarakat serta menemukan solusi dari permasalahan mereka untuk jangka waktu yang panjang.

                 Hj. Airin Rachmi Diany, SH, MH selaku Ketua PMI Kota Tangsel menuturkan, program “Satu Pohon Untuk Oksigen Tiga Orang” adalah wujud nyata kepedulian PMI Kota Tangsel dan Community Based of First Aid untuk mengurangi dampak dari global warming yang terjadi saat ini. Ibu dengan dua orang anak ini juga menjelaskan bahwa program “Satu Pohon Untuk Oksigen Tiga Orang” dijadikan sebagai Pilot Project yang nantinya akan terus dilakukan oleh PMI Kota Tangsel hingga menjadi sebuah gerakan masyarakat untuk memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungan di Kota Tangsel.
Menurutnya, pencanangan program penanaman pohon “ Satu Pohon Untuk Oksigen Tiga Orang” diperlukan karena manusia dalam sehari membutuhlan 0,5 kilogram oksigen yang dihasilkan oleh setiap satu pohonnnya untuk tiga manusia.

                Selain itu program penghijauan di Kota Tangsel merupakan bentuk partisipasi PMI Kota Tangsel dan Community Based of First Aid dalam membuka Ruang Tata Hijau di Kota Tagsel. ”Program penghijauan ini kami lakukan sebagai upaya mendukung Pemerintah memperluas Ruang Tata Hijau di Kota Tangsel, sesuai dengan UU No 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang Hijau. Dalam aturan UU ini, setiap kota/kabupaten diwajibkan memiliki Ruang Tata Hijau 30 persen dari luas wilayahnya. Sebanyak 20 persen Ruang Tata Hijau dibangun oleh pemerintah untuk publik dan 10 persen Ruang Tata Hijau yang dibuat warga,” ungkapnya.
“Hal yang perlu kita perhatikan juga adalah pemeliharaan pohon yang telah ditanam, karena apabila tidak dirawat penanaman pohon untuk penghijauan akan sia-sia, “ ujarnya.

                    Airin juga mengharapkan gerakan penghijauan dengan penanaman pohon ini dapat dilaksanakan oleh seluruh komponen masyarakat di Kota Tangsel seperti LSM, mahasiswa dan Pelajar, serta berbagai komunitas sebagai upaya untuk mendorong peningkatan rehabilitasi lahan, konservasi sumber daya alam dan kelestarian lingkungan hidup. "Saya mengajak kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama melakukan penghijauan untuk menata Kota Tangsel yang kita cintai ini," jelasnya.

                   Airin menambahkan, apabila kegiatan ini dilaksanakan secara berkesinambungan, dalam beberapa tahun ke depan dapat memberikan manfaat yang besar dan memiliki dampak strategis dalam melindungi dan memelihara kelestarian lingkungan hidup di Kota Tangsel dan sekitarnya.
Senada denan Airin, Asda 1 Kota Tangsel Drs. Ahadi, mengemukakan, penanaman pohon merupakan upaya untuk menyelamatkan bumi dari dampak global warming yang melanda dunia saat ini. Selain itu, penanaman pohon berfungsi sebagai penyangga air tanah yang dikonsumsi oleh masyarakat. ” Dengan melakukan enanaman pohon, berarti kita juga telah menyelamatkan lingkungan dengan menjaga ketersediaan air tanah, ungkapnya.  Sementara itu, Rofi Firdaus (19) salah satu relawan dalam program penanaman pohon “Satu Pohon Untuk Oksigen Tiga Orang” mengatakan, program ini akan terus berkelanjutan dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat untuk peduli terhadap lingkungannya. ” Kami akan terus mensosialisasikan program ini kepada masyarakat dengan harapan Kota Tangsel akan menjadi sebuah kota hijau,” tuturnya.
Oleh karena itu, untuk menjadikan sebuah kota hijau dan untuk mengurangi dampak Global warming di Indonesia menetapkan hari menanam pohon. 1 pohon yang ditanam mengandung oksigen yang bisa digunakan oleh beberapa orang. Jika di seluruh masyarakat Indonesia memiliki kesadaran untuk menanam pohon maka oksigen yang dihasilkan dari pohon-pohon tersebut bisa digunakan oleh seluruh masyarakat bahkan bisa untuk adik-adik kita.

Pemecahan Permasalahan

                     Di karenakan di jaman yang semakin berkembang dan pesat ini maka banyak faktor -faktor yang harus mendukung kegiatan dengan cara menanam pohon agar mengurangi terjadinya global warming. Salah satunya dengan cara menam pohon karena dengan menanam 1 pohon akan menambah dan mewujudkan penghijauan dan pelestarian lingkungan dengan cara salah satunya dengan cara mewujudkan Kasih Sayangnya dengan Tanam Pohon.


http://www.marimenatatangsel.com/typography/the-news/579-gelar-penanaman-seribu-pohon-airin-dukung-perluasan-ruang-tata-hijau-kota-.htmlhttp://www.tyazz.co.cc/2010/02/global-warming-tulisan-untuk.html



2. Manusia dan Keindahan

Campuran keindahan alam dan manusia

                   Kadang pernah terpikir bahwa dengan majunya teknologi dan ilmu pengetahuan membuat kehidupan dibumi ini menjadi lebih baik. Dengan teknologi seperti internet, orang mampu berkomunikasi secara global tanpa batasan. Begitu pula kemajuan ilmu pengetahuan, orang bisa membuat gedung-gedung megah, bangunan yang menjulang tinggi dan kelap-kelip lampu yang menghiasi malam. Semuanya itu adalah keindahan yang cukup menarik untuk dirasakan. Tapi apakah keidahan gedung, bangunan dan keramaian kelap-kelip lampu di malam hari dapat menandingi keindahan alam?. Alam yang diciptakan Allah berupa gunung, hutan, laut berikut isinya, dan masih banyak lagi. Ambil contoh hutan, di dalamnya memiliki berjuta-juta bahkan tidak terhingga atas keindahan dan adanya kehidupan makhluk hidup yang luar biasa. Keindahan hutan memang lebih indah untuk dinikmati dan disyukuri. Lalu bagaimana dengan gedung, bangunan pencakar langit sekalipun apakah mampu menggantikan keindahan alam semesta.
“Alam memiliki keindahan yang tidak dapat terukur. Hingga saat ini pun belum ada manusia yang mampu menilai dan mengukur keindahan alam di dunia”

                   Bagaimanapun canggihnya manusia dalam berkarya, ternyata belum ada yang bisa menggantikan ciptaan alam semesta. Manusia boleh bangga dengan hasil ciptaan manusia. Tapi ciptaan manusia berupa gedung, bangunan pencakar langit hanya sebatas keindahan biasa saja. Semoga manusia yang berkarya tidak angkuh terhadap hasil karyanya. Manusia yang hidup di bumi ini pasti akan puas dan senang ketika mengujungi keindahan alam, seperti gunung, hutan, air terjun, laut dan isinya, pergi ke pulau-pulau yang menyuguhkan kemolekannya. Pada saat manusia suntuk kemungkinan yang dituju yaitu keindahan alam bukan keindahan gedung, bangunan pencakar langit dsb. Ini bukti bahwa manusia tidak terlepas dari keidahan alam yang nota bene adalah lingkungannya, tempat hidup makhluk hidup. Alam memiliki keindahan yang tidak dapat terukur. Hingga saat ini pun belum ada manusia yang mampu menilai dan mengukur keindahan alam di dunia. Jika dipikir lebih jauh, Untuk apa para wisatawan luar negeri berkunjung ke Indonesia? Misalnya ke pulau dewata (Bali). Mereka hanya ingin melihat dan merasakan keindahan alam bali dengan pantai yang indah, pasir putih yang masih elok, dan ombak yang ideal untuk surfing dan yang paling menarik yaitu menyaksikan sun rise dan sunset. Lalu kenapa mereka tidak membanggakan kota Jakarta (yang dengan bangga menyatakan sebagai kota megapolitan, aslinya ‘the big village’) dengan ribuan gedung pencakar langit, hiburan malam dsb. Jawabnya adalah karena manusia memiliki rasa atas keindahan alam, manusia adalah bagian dari alam bukan bagian dari gedung yang ‘mencakar’ langit namun tak sampai dan gedung yang menembus lapisan tanah (basement). Itulah hebatnya keidahan alam. Ingat!! jangan merusak alam ini. Ada kata di supermarket yang berbunyi ‘pecah berarti membeli’. Begitu pula jika Merusak keindahan alam berarti harus membeli harga mahal. Tapi sayang keindahan alam tidak boleh diperjualbelikan. Karena manusia tidak mampu untuk menciptakan keindahan alam itu seperti semula. Manusia hanya bisa manambahkan dan menjaganya agar tidak berubah dari aslinya.

                 “Untuk apa para wisatawan luar negeri berkunjung ke Indonesia? Misalnya ke pulau dewata (Bali). Mereka hanya ingin melihat dan merasakan keindahan alam bali dengan pantai yang indah, pasir putih yang masih elok, dan ombak yang ideal untuk surfing dan yang paling menarik yaitu menyaksikan sun rise dan sunset”

Contoh Kasus

Walaupun Indonesia adalah negara kepulauan yang paling besar, oleh sebab itu tak heran jika di indonesia banyak tempat-tempat yang indah buat informasi bagi anda-anda yang suka bewisata, baik itu dengan keluarga, sahabat atau pun dengan sang kekasih. mungkin tempat-tempat ini paling cocok untuk anda yang sedang dimadu kasih. tak kalah indah dan memukau dengan tempat-tempat diluar negeri sana,yang kataya indah. 

3. Manusia dan Penderitaan

Perbudakan Terhadap Penduduk Afrika Yang Semakin Menderita

               Sejarah kelam kemanusiaan yang sangat menyayat hati dan sulit terlupakan dalam sejarah kemanusiaan adalah perbudakan. Penistaan derajat manusia ini terjadi pada abad pertengahan dan bahkan sampai pada akhir abad 21. Setelah banyak bangsa-bangsa di Afrika dan Asia merdeka maka perbudakan lambat laun semakin dikikis. Peran Konferensi Asia Afrika di Bandung yang di prakarsai oleh Presiden Sukarno menjadi salah satu pencetus munculnya kemerdekaan-kemerdekaan tersebut, juga ikut mendorong penghapusan budak ini.

                Untuk mendapat buruh murah, negara-negara Barat melakukan perbudakan. Di antara sebagian contoh yang paling buruk dan mengerikan dari pelanggaran kemanusian negara Kapitalis adalah perdagangan budak Afrika. Antara tahun 1562 dan 1807 penguasa-penguasa Eropa memaksa pindah lebih kurang 11 juta orang Afrika kulit hitam dari Pantai Barat Afrika; mereka dibawa ke Amerika. Mereka dimasukkan ke dalam kapal-kapal kolonialis Eropa, dengan kondisi yang menyedihkan, kekurangan makanan, berhimpitan untuk membangun mimpi baru negara kolonial, yakni membangun dunia baru Amerika.
Banyak di antara mereka yang ditimpa penyakit sampai kematian. Budak kulit hitam dianggap bagaikan binatang ternak yang tidak ada nilainya sama sekali. Mereka dipaksa bekerja pada perkebunan, tambang, dan proyek lain yang membutuhkan banyak tenaga manusia.

               Pulau Goree yang berada di Sinegal, masyarakat Senegal menyebutnya Ber, tetapi Portugis menamainya Ila de Palma. Penjajah Belanda menyebutnya Good Reed dan diubah Perancis menjadi Goree, yang berarti ”pelabuhan baik” dan ada yang mengartikan sebagai ”pulau yang memberi hasil” (hasil dari perdagangan budak). Pulau tersebut menjadi saksi bisu sepanjang empat abad pada masa lalu tentang kesedihan, tangisan, dan penderitaan 15 juta-20 juta warga Afrika yang ditampung sebelum dikirim ke Eropa dan Amerika, tanpa pernah mengenal jalan pulang. Berbagai negara eropa barat seperti Portugis, Perancis, Belanda dan Amerika pulang pergi dengan menangkapi penduduk sipil baik laki-laki, perempuan, dewasa bahkan pun anak-anak di pulau tersebut.

               Penangkapan dilakukan bahkan seperti binatang buruan, dijerat atau diambil paksa dari anggota keluarganya. Penangkapan besar-besaran yang dilakukan di Pulau Goreee ini dilakukan oleh tentara orang-orang eropa atau para pemimpin lokal uang telah dibayar. Pulau yang berukuran 900 meter kali 350 meter itu telah membawa jauh ingatan ke masa silam, ke abad ke-15 sampai ke-19 ketika jutaan manusia Afrika Barat dirampas haknya dan dijadikan budak untuk dijadikan komoditas perdagangan. Peradapan kapitalisme paling bertanggungjawab atas perendahan martabat manusia ini.

              Selain itu kawasan lain di Afrika Timur, Zanzibar, menjadi pusat perdagangan budak. Penangkapan penduduk kulit hitam miskin di Afrika Barat oleh para pemimpin Afrika sendiri dilakukan untuk dijual sebagai budak kepada bangsa Eropa. Perdagangan budak Afrika pernah menjadi ladang bisnis yang paling menggiurkan, yang digerakkan oleh sindikat perdagangan segitiga antara Afrika, Eropa, dan Amerika. Pedagang Eropa membawa komoditas murah ke Afrika Barat, khususnya ke Senegal, Gambia, dan Guinea berupa kapas, alkohol, alat-alat tembaga, dan lain-lain untuk ditukar dengan budak Afrika dari para pedagang besar Afrika. Budak-budak itu kemudian dibawa ke Eropa dan sebagian lagi ke Amerika. Sesampai di pelabuhan Amerika, para budak itu dijual kepada para pemilik perkebunan dan pabrik-pabrik dengan barteran tembakau, gula, dan barang-barang lain.

                   Para budak yang terdiri dari pria dan perempuan, dewasa atau bahkan anak-anak, diangkut dengan kapal kayu dengan kondisi kaki atau leher terikat dengan lima kilogram bola besi agar tidak gampang melarikan diri, seperti terjun ke laut. Ketika ditangkap, pria dan perempuan yang dijadikan budak umumnya dalam kondisi sehat-sehat. Namun, sekitar enam juta orang meninggal karena sakit, kekurangan makanan, dan tidak tahan siksaan selama di penampungan ataupun dalam perjalanan menyeberang Samudra Atlantik menuju Amerika.

                   Penderitaan manusia yang dijadikan budak ini terus berlanjut. Sebelum berlayar dalam keadaan dipasung selama 3-4 bulan ke Amerika, para budak umumnya tiga bulan berada di penampungan Pulau Goree. Kapal pertama menuju Amerika tahun 1518.
Sebenarnya perjuangan rakyat dan pemimpin Afrika muncul dan tenggelam, seiring dan selama berlalunya masa perbudakan Afrika yang hampir empat abad. Salah satu perjuangan itu adalah datang dari Raja Kongo Zanga Bamba yang mengirim surat protes kepada Raja Portugal tahun 1526. Dalam surat itu dijelaskan, pedagang Portugal bekerja sama dengan sindikat Afrika terlibat aksi penangkapan terhadap penduduk Afrika miskin untuk dijadikan budak di negara-negara Barat. Sejumlah pemimpin Afrika Barat juga melarang pengangkutan budak melewati wilayah kekuasaannya.

                  Namun upaya pemimpin dan bangsa Afrika melarang perdagangan budak selalu gagal lantaran perjuangan yang hanya bersifat lokal dan tidak memiliki kekuatan senjata yang memadai. Sementara para pemburu budak dari Eropa rata-rata memiliki tentara dan bersenjata api yang sangat ditakuti pada waktu itu. Sindikat dan mafia perdagangan budak juga sudah terlalu kuat. Sekitar 11 juta warga Afrika pun menjadi korban kekejaman dalam bisnis perbudakan selama empat abad di masa lalu. Sejarah Kapitalisme adalah paralel dengan sejarah perbudakan dan penjajahan yang menuhankan kebebasan manusia dan materi sebagai sesuatu yang sangat penting mendorong mereka untuk menghalalkan berbagai cara demi meraih kepentingan itu. Untuk meraih keuntungan material yang besar, Barat membutuhkan modal yang besar, pasar yang luas, sumber bahan mentah dan energi murah serta buruh yang murah. Untuk itulah mereka melakukan kolonialisasi.

              Kapitalisme juga yang melahirkan kolonialisme barat terhadap negara-negara di Asia dan Afrika. Penjajahan barat di berbagai belahan dunia lain dengan membawa misi glory (kejayaan) , gold (emas), dan gospel (kristenisasi). Negara-negara ini kemudian menimbulkan penderitaan yang luar biasa terhadap kawasan yang mereka jajah. Terjadilah kerja paksa, perampokan kekayaan alam sampai pembunuhan massal.



4. Manusia dan Adil

Berpoligami dalam keluarga dan berlaku adil kepada para istri – istrinya 

                 Poligami adalah sunnah para kekasih Allah : para Nabi, para Rasul, dan para wali. Karena itu, tentulah dalam poligami terdapat hikmah yang luar biasa. Tak mungkin Allah memerintahkan para kekasih-Nya untuk menzhalimi makhluk lain. Salah satunya adalah pendidikan. Tuhan ingin mendidik manusia untuk berlaku adil. Bukan mudah berlaku adil, tetapi adil adalah salah satu sifat taqwa (bahkan yang paling mendekati taqwa) yang wajibdiusahakan. Bagi sang suami, dia dilatih untuk bersikap adil dalam keluarga, terhadap 2, 3, atau ke 4 istrinya. Keadilan yang paling utama adalah adil dalam membawa keluarga untuk kenal Tuhan, cinta Tuhan dan takut Tuhan. Suami bertanggung jawab penuh dalam hal tersebut. Ini adalah pendidikan yang luar biasa...bayangkan, kita saja (laki-laki) belum tentu selamat menghadapi pertanyaan HAKIM YANG MAHA ADIL di Padang Mahsyar nanti, eh, ini ada beban pula 4 orang yang harus kita kenalkan pada Tuhan. Jika mereka tak kita kenalkan pada Tuhan, mereka berhak menuntut kita di Yaumul Akhir nanti dan itu bisa menyeret kita ke neraka, seburuk-buruk tempat menetap.

                  Bagi para istri, ini benar-benar sebuah ujian berat: cinta suami atau cinta Tuhan? Ujian ini memang amat berat. Hanya seorang perempuan yang betul-betul beriman saja yang mau mengorbankan perasaannya untuk cinta agung: ALLAH Yang Maha Tinggi. Sebenarnya untuk perempuan dengan keimanan yang tinggi, poligami justru sangat menguntungkan karena di saat "giliran" bukan milik dia itulah saat untuk berkasih-kasihan dengan Tuhan, suatu zat yang paling berjasa dan paling patut dicintai. Di saat sepi di malam hari itulah kita dapat mengadu pada ALLAH, sebab jika suami tak poligami, 24 jam sang istri harus melayani suami, melayani suatu makhluk yang sebenarnya hamba ALLAH juga

                   Poligami sangat mendidik nafsu. Poligami melatih kita berkorban. Surga ALLAH itu amat mahal. Hanya dapat diperoleh melalui pengorbanan yang besar. Jika untuk satu rumah di dunia saja -yang mungkin hanya kita tempati 20 tahun- kita mampu susah payah mengejarnya, apalagi ini? Rumah di surga itu sangat INDAH dan KEKAL, tentulah sangat mahal harganya. Memburu cinta manusia, kita akan merugi karena cinta manusia tak kekal dan mengecewakan. Memburu cinta Tuhan tak akan rugi, bahkan membawa saling berkasih sayang antar manusia.

Arti sikap “adil” dalam poligami

                Allah Subhanahu wa Ta’ala merintahkan kepada semua manusia untuk selalu bersikap adil dalam semua keadaan, baik yang berhubungan dengan hak-Nya, maupun hak-hak sesama manusia, yaitu dengan mengikuti ketentuan syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam semua itu, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala mensyariatkan agamanya di atas keadilan yang sempurna. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. an-Nahl: 90). Termasuk dalam hal ini, sikap “adil” dalam poligami, yaitu adil (tidak berat sebelah) dalam mencukupi kebutuhan para istri dalam hal makanan, pakaian, tempat tinggal dan bermalam bersama mereka.Dan ini tidak berarti harus adil dalam segala sesuatu, sampai dalam hal yang sekecil-kecilnya, yang ini jelas di luar kemampuan manusia. Sebab timbulnya kesalahpahaman dalam masalah ini, di antaranya karena hawa nafsu dan ketidakpahaman terhadap agama, termasuk kerancuan dalam memahami firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
وَلَنْ تَسْتَطِيعُوا أَنْ تَعْدِلُوا بَيْنَ النِّسَاءِ وَلَوْ حَرَصْتُمْ فَلا تَمِيلُوا كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوهَا كَالْمُعَلَّقَةِ
“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil diantara istri-istri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan kamu biarkan yang lain terkatung-katung.” (QS. an-Nisaa’: 129).
Apa yang Dimaksud Adil dalam Poligami

                 Perbuatan adil yang diperintahkan adalah yang sesuai kemampuan, yaitu adil di dalam pembagian waktu bermalam dan pemberian nafkah.
Sedangkan adil dalam masalah cinta dan hal-hal yang berkaitan dengannya seperti perbuatan intim dan sejenisnya, maka hal ini tidak ada kemampuan. Permasalahan tersebut yang dimaksudkan dengan firman Allah Ta’ala :
وَلَنْ تَسْتَطِيعُوا أَنْ تَعْدِلُوا بَيْنَ النِّسَاءِ وَلَوْ حَرَصْتُمْ
“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri- isteri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian.” (An-Nisaa’: 129)
Oleh karena itu telah kuat riwayat hadits dari Nabi pada riwayat Aisyah Radhiyallahu’anha, ia berkata:
“Beliau biasa membagi hak diantara istri-istrinya lalu beliau berdoa: ‘Ya Allah, inilah usahaku membagi terhadap apa yang aku mampu, maka janganlah Engkau cela aku terhadap apa yang Engkau mampu sedangkan aku tidak mampu. ” (Riwayat Abu Dawud, At Tirmidzi, An-Nasal, dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan- AlHakim)
Adil di sini bukanlah bererti hanya adil terhadap para isteri sahaja, tetapi mengandungi erti berlaku adil secara mutlak. Oleh kerana itu seorang suami hendaklah berlaku adil sebagai berikut:

a) Berlaku adil terhadap dirinya sendiri.

                Seorang suami yang selalu sakit-sakitan dan mengalami kesukaran untuk bekerja mencari rezeki, sudah tentu tidak akan dapat memelihara beberapa orang isteri. Apabila dia tetap berpoligami, ini bererti dia telah menganiayai dirinya sendiri. Sikap yang demikian adalah tidak adil.

b. Adil di antara para isteri. 

                 Setiap isteri berhak mendapatkan hak masing-masing dari suaminya, berupa kemesraan hubungan jiwa, nafkah berupa makanan, pakaian, tempat tinggal dan lain-lain perkara yang diwajibkan Allah kepada setiap suami. Adil di antara isteri-isteri ini hukumnya wajib, berdasarkan firman Allah dalam Surah an-Nisak ayat 3 dan juga sunnah Rasul. Rasulullah (s.a.w.) bersabda, maksudnya;
"Barangsiapa yang mempunyai dua isteri, lalu dia cenderung kepada salah seorang di antaranya dan tidak berlaku adil antara mereka berdua, maka kelak di hari kiamat dia akan datang dengan keadaan pinggangnya miring hampir jatuh sebelah." (Hadis riwayat Ahmad bin Hanbal)

c. Adil memberikan nafkah.

               Dalam soal adil memberikan nafkah ini, hendaklah si suami tidak mengurangi nafkah dari salah seorang isterinya dengan alasan bahawa si isteri itu kaya atau ada sumber kewangannya, kecuali kalau si isteri itu rela. Suami memang boleh menganjurkan isterinya untuk membantu dalam soal nafkah tetapi tanpa paksaan. Memberi nafkah yang lebih kepada seorang isteri dari yang lain-lainnya diperbolehkan dengan sebab-sebab tertentu. Misalnya, si isteri tersebut sakit dan memerlukan biaya rawatan sebagai tambahan.
Prinsip adil ini tidak ada perbezaannya antara gadis dan janda, isteri lama atau isteri baru, isteri yang masih muda atau yang sudah tua, yang cantik atau yang tidak cantik, yang berpendidikan tinggi atau yang buta huruf, kaya atau miskin, yang sakit atau yang sihat, yang mandul atau yang dapat melahirkan. Kesemuanya mempunyai hak yang sama sebagai isteri.

d. Adil dalam menyediakan tempat tinggal

               Selanjutnya, para ulama telah sepakat mengatakan bahawa suami bertanggungjawab menyediakan tempat tinggal yang tersendiri untuk tiap-tiap isteri berserta anak-anaknya sesuai dengan kemampuan suami. Ini dilakukan semata-mata untuk menjaga kesejahteraan isteri-isteri, jangan sampai timbul rasa cemburu atau pertengkaran yang tidak diingini. 

e. Adil dalam giliran

                  Demikian juga, isteri berhak mendapat giliran suaminya menginap di rumahnya sama lamanya dengan waktu menginap di rumah isteri-isteri yang lain. Sekurang-kurangnya si suami mesti menginap di rumah seorang isteri satu malam suntuk tidak boleh kurang. Begitu juga pada isteri-isteri yang lain. Walaupun ada di antara mereka yang dalam keadaan haidh, nifas atau sakit, suami wajib adil dalam soal ini. Sebab, tujuan perkahwinan dalam Islam bukanlah semata-mata untuk mengadakan 'hubungan seks' dengan isteri pada malam giliran itu, tetapi bermaksud untuk menyempumakan kemesraan, kasih sayang dan kerukunan antara suami isteri itu sendiri. 




5. Manusia dan Pandangan Hidup

Pendidikan dijadikan pandangan hidup paling penting bagi manusia

               Dalam kajian pendidikan dikenal sejumlah ranah pendidikan, seperti pendidikan intelek, pendidikan keterampilan, pendidikan sikap, dan pendidikan karakter (watak). Pendidikan karakter berkenaan dengan psikis individu, di antaranya segi keinginan/nafsu, motif, dan dorongan berbuat. Pendidikan karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian, tanggung jawab, kebenaran, keindahan, kebaikan, dan keimanan. Dengan demikian, pendidikan berbasis karakter dapat mengintegrasikan informasi yang diperolehnya selama dalam pendidikan untuk dijadikan pandangan hidup yang berguna bagi upaya penanggulangan persoalan hidupnya.

               Pendidikan berbasis karakter akan menunjukkan jati dirinya sebagai manusia yang sadar diri sebagai makhluk, manusia, warga negara, dan pria atau wanita. Kesadaran itu dijadikan ukuran martabat dirinya sehingga berpikir obyektif, terbuka, dan kritis, serta memiliki harga diri yang tidak mudah memperjualbelikan. Sosok dirinya tampak memiliki integritas, kejujuran, kreativitas, dan perbuatannya menunjukkan produktivitas. Selain itu, tidak hanya menyadari apa tugasnya dan bagaimana mengambil sikap terhadap berbagai jenis situasi permasalahan, tetapi juga akan menghadapi kehidupan dengan penuh kesadaran, peka terhadap nilai keramahan sosial, dan dapat bertanggung jawab atas tindakannya.

                  Pendidikan merupakan satu aspek yang penting di dalam kehidupan setiap individu. Pendidikan bermula sejak seorang itu dilahirkan sehinggalah ia menemui ajalnya. Pendidikan bagi manusia meliputi aspek jasmani,rohani, akal dan sosial. “Manusia mendidik anaknya supaya badannya sihat dan kuat, akalnya waras dan cerdas, rohaninya luhur dan berbudi pekerti tinggi, tahu bermasyarakat dan menyesuaikan diri dalam kelompoknya.

                  Di antara pendidikan yang paling penting bagi setiap manusia ialah pendidikan Islam. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang melatih kepekaan (sensibility) para peserta didik sedemikian rupa sehingga sikap hidup dan peri-laku, juga keputusan dan pendekatannya kepada semua jenis pengetahuan dikuasai oleh perasaan mendalam nilai-nilai etik dan spiritual Islam. Mereka dilatih dan mentalnya didisiplinkan, sehingga mereka mencari pengetahuan tidak sekadar untuk memuaskan keingin-tahuan intelektual atau hanya untuk keuntungan dunia material belaka, tetapi juga untuk mengembangkan diri sebagai makhluk rasional dan saleh yang kelak dapat memberikan kesejahteraan fisik, moral dan spiritual bagi keluarga, masyarakat dan umat manusia”(Syed Sajjad Husain & Syed Ali Ashraf , 2000) 

                 Dalam konteks Negara Brunei Darussalam, pihak kerajaan amat mementingkan pendidikan Islam. Pendidikan Islam mula diberikan kepada kanak-kanak sejak mereka berada di peringkat prasekolah hinggalah ke universitas. Untuk menanamkan ajaran-ajaran Islam di kalangan pelajar- pelajar dengan lebih berkesan, maka satu kurikulum yang lengkap,kemas dan tersusun rapi serta berkesinambungan amatlah diperlukan. 

                Oleh itu di dalam rencana ini penulis akan menerangkan mengenai kurikulum yang berkaitan dengan pendidikan Islam. Kurikulum pendidikan Islam yang dimaksudkan di sini tidak terbatas setakat mempelajari mata pelajaran pengetahuan agama Islam sahaja sebagaimana kefahaman kebanyakkan masyarakat hari ini. Tetapi pendidikan Islam itu sebenarnya mempunyai skop jangkauan yang lebih luas meliputi semua cabang ilmu pengetahuan yang dibenarkan oleh agama Islam. Dengan kata lain Pandangan hidup atau worldview, pendidikan dan ilmu pengetahuan adalah tiga faktor penting dalam pembentukan sebuah peradaban. Kaitan antara ketiga faktor tersebut merupakan vicious circle (lingkaran setan). Artinya pandangan hidup dapat lahir dan berkembang dari akumulasi ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui proses pendidikan. Sebaliknya bentuk pendidikan dan corak ilmu pengetahuan yang diajarkan juga ditentukan oleh karakter pandangan hidup suatu bangsa atau peradaban. Pandangan hidup yang memiliki elemen kepercayaan terhadap Tuhan, misalnya, sudah tentu akan menerima pengetahuan non-empiris. Sebaliknya pandangan hidup yang mengingkari eksistensi Tuhan akan menafikan pengetahuan non-empiris dan pengetahuan spiritual lainnya. Demikian pula pandangan hidup ateis akan menganggap sumber pengetahuan moralitasnya hanyalah sebatas subyektifitas manusia dan bukan dari Tuhan. Dalam Islam, ilmu pengetahuan terbentuk dan bersumber dari pandangan hidup Islam, yang berkaitan erat dengan struktur metafisika dasar Islam yang telah terformulasikan sejalan dengan wahyu, hadith, akal, pengalaman dan intuisi. Pembentukan itu sudah tentu melalui proses pendidikan. Namun, karena pengaruh pandangan hidup Barat melalui Westenisasi dan globalisasi pendidikan Islam kehilangan perannya dalam mengaitkan ilmu pengetahuan dengan pandangan hidup Islam.
Pengertian worldview
             Terma yang umum digunakan untuk memaknai pandangan hidup adalah worldview (Inggeris), weltanschauung atau weltansicht (Jerman), terkadang juga disebut paradigma. Dalam pemikiran Islam terma yang digunakan bermacam-macam seperti yaitu al-taÎawwur al-IslÉmÊ, al-Mabda’ al-IslÉmÊ, IslÉmÊ NaÐariyat, dan juga ru’yat al-Islam lil wujËd, terkadang dipakai juga terma naÐariyyat al-IslÉm li al-kawn. Istilah ini netral sifatnya, sebab ia masih perlu diberi kata sifat Islam. Oleh sebab itu untuk memudahkan artikulasi peristilahan dalam diskursus ini, istilah worldview atau pandangan hidup dipakai sebagai kata pinjaman. Sudah tentu istilah asing ini akan mengalami perubahan definisinya ketika ia diberi kata sifat Islam, Krsiten, Barat. Artinya istilah ini bisa dipakai untuk agama apapun dan peradaban manapun juga. Seperti al-Mabda’ al-Shuyu’i, Western worldview, Christian worldview, Hindu worldview dll. Disini kata sifat Islam, Barat, Kristen, Hindu dll., digunakan untuk pembeda. Untuk memahami lebih jauh makna worldview akan dipaparkan definisi-definisi worldview secara umum dan definisi khusus yang diberikan oleh para ilmuwan Muslim.


6. Manusia dan Tanggung Jawab

Seorang Suami Yang Bertanggung Jawab Terhadap Istri

                 Pernikahan berasal dari kata nikah yang dalam bahasa Arab berarti 'perjanjian'. Layaknya sebuah perjanjian, pernikahan pun menyertakan syarat berupa hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh sepasang suami dan istri. Dalam agama Islam, peraturan tersebut biasanya tercantum dalam buku nikah kedua pengantin.
                  Sebuah pernikahan akan langgeng jika sepasang suami istri saling menghargai hak dan kewajiban masing-masing. Selain kedua hal paling mendasar tersebut, hak dan kewajiban, tanggungjawab menjadi hal yang harus dipenuhi. Terlebih, tanggungjawab bagi para suami. Dalam pernikahan, idealnya, tanggung jawab suami memang jauh lebih besar daripada tanggungjawab yang harus dipikul istri. Jika diibaratkan alfabet, suami adalah huruf A, yang mudah-mudahan sampai kapan pun akan tetap menjadi huruf pertama dari 25 huruf lainnya. Ia adalah pemimpin. Memimpin ke-25 huruf lainnya. Begitupun, dalam berumah tangga, suami adalah pemimpin. Memimpin istri dan calon anak-anak yang nantinya akan semakin melengkapi deretan alfabet, bahkan mungkin hingga Z.

Tanggung jawab Ideal Seorang Suami

1. Memenuhi Kebutuhan Keluarga

                Ketika seorang lelaki mengajak pasangannya menikah, hal itu dapat diartikan bahwa lelaki tersebut siap menjalankan tanggung jawab sebagai seorang suami. Ia siap memeras keringat untuk menafkahi istrinya secara lahiriah dan menyediakan berbagai keperluan istrinya. Dari situlah, muncul istilah bahwa suami adalah tulang punggung bagi keluarga. Ia berperan sebagai penopang agar sesosok tubuh dapat berdiri tegak, selayaknya tulang punggung.

2. Menjaga Istri

                 Istri adalah perhiasan keluarga. Setidaknya, itulah yang sering disyiarkan para ulama ketika berdakwah. Hal itu nyatanya memang tidak terlalu salah. Istri bisa membuat sebuah keluarga menjadi lebih manis, lebih indah. Tanggungjawab suami terhadap hal tersebut adalah menjaganya. Menjaga agar perhiasan tersebut tetap memancarkan keindahan. Menjaga perhiasan keluarga agar tidak dimiliki orang lain.

3. Menjadi Pemimpin yang Baik

                 Seorang pemimpin ideal dengan berbagai sikap yang bijak dan arif. Seorang suami sudah sepantasnya memiliki sifat-sifat tersebut. Jadilah pemimpin yang bijak, menasihati dengan cara yang baik bila istri melakukan hal-hal yang dianggap tidak pantas. Jauhkan sifat-sifat diktator dengan memperlakukan seorang istri secara tidak semestinya.

4. Menjadi Teladan Keluarga

                   Seorang pemimpin yang baik, secara langsung, akan dihormati oleh para pengikutnya. Gambaran seperti itu terlihat pas bila diaplikasikan pada kehidupan berumah tangga. Jika seorang suami telah dihormati, secara otomatis ia akan menjadi sosok teladan bagi istri dan anak-anaknya. Jika sudah demikian, bukan tidak mungkin sosok idola anak-anak Anda adalah ayahnya sendiri.
Seorang suami bertanggung jawab mencari nafkah
Seorang suami mendapatkan tanggung jawab finansial dalam rumah tangga. Segala kebutuhan ekonomi yang muncul setelah terjadinya pernikahan, menjadi tanggung jawab suami untuk memenuhinya. Oleh karena itu, seorang suami yang tidak mau bekerja mencari nafkah sehingga tidak bisa memberikan nafkah kepada isteri dan anak-anak, ia telah melanggar kewajiban agama. Islam meletakkan kewajiban mencari nafkah pada suami, sesuai dengan pembagian peran yang digariskan Allah Ta’ala:
“…dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka” (An Nisa’ : 34).
Jabir bin Abdullah berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Dan kamu wajib memberi nafkah kepada mereka (isteri) dan memberi pakaian secara makruf” (Riwayat Muslim).
Ibnu Mundzir berpendapat, “Para ulama telah bersepakat atas kewajiban suami memberi nafkah kepada isteri, apabila ia telah mencapai usia baligh, kecuali isterinya nusyuz. Tidak ada suatu yang dapat menggugurkan kewajiban suami memberikan nafkah kepada isteri selain nusyuz. Adapun sakit, haidh, nifas, puasa, haji, suami pergi, dan suami dipenjara karena kebenaran atau karena kejahatan, maka semua itu tidak menggugurkan kewajiban nafkah”.
Suami harus berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi kewajiban mencari rizki Allah di muka bumi, karena berbarengan dengan adanya kehidupan, Allah telah pula memberikan sumber-sumber penghidupan. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengisyaratkan :
“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu itu (sumber) penghidupan” (Al A’raf : 10).
Pernah suatu ketika Rasulullah ditanya seseorang, “Ya Rasulullah, pekerjaan apa yang terbaik ?” Maka beliau menjawab :
“Pekerjaan yang terbaik adalah usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan semua jual beli yang baik” (Riwayat Ahmad, Baihaqi dan lain-lain).
Khalifah Umar bin Khathab ra pernah berkata, ”Jangan sekali-kali seseorang di antara kamu hanya duduk-duduk saja dan tidak berusaha untuk mencari rizki dan hanya berdoa : ‘ Ya Allah berilah hamba rizki !’ Tahukah kamu, dan semua telah tahu bahwa langit itu tak akan menurunkan hujan berupa emas atau perak .”
Hal ini karena Islam tidak menghendaki kemalasan dan kejumudan. Justru Islam sangat mendorong umatnya agar senantiasa aktif, dinamis, bergerak melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi diri dan orang lain. Ibnu Mas’ud ra pernah berkata, “Saya benar-benar benci kalau melihat orang hanya menganggur saja, tak berusaha untuk kepentingan dan urusan keduniaannya dan tidak pula berusaha untuk akhirat.”
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya, “Bagaimana pendapat anda mengenai seseorang yang hanya duduk di rumah atau di masjid dan dia berkata : ‘Saya tidak mengerjakan sesuatu apapun, sehingga rizkiku akan datang nanti dengan sendirinya.’ Imam Ahmad menjawab, “Orang tersebut sangat bodoh dan tak mengerti ilmu agama sama sekali. Apakah orang yang demikian itu tak mendengar sabda Nabi : ‘Sesungguhnya Allah telah menjadikan rizkiku terletak di bawah tombakku.”
Selanjutnya Imam Ahmad menambahkan, “Juga apakah orang tersebut tidak mendengar sabda Rasulullah saw ketika beliau menyebutkan perihal cara burung mencari kehidupannya, dan mengatakan : ‘Berangkat pagi-pagi dengan perut kosong dan pulang sore-sore dengan perut kenyang’ (Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah). Seorang suami yang penuh rasa cinta, tentu saja dalam mencari rizki hanyalah yang halal, dengan cara yang halal serta menjauhi berbagai sumber yang diharamkan. Ia tidak akan mau memasukkan sesuatu yang haram dan syubhat ke dalam rumahnya, sehingga akan menjadi konsumsi bagi isteri dan anak-anaknya. Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir radhiyallahu’anhuma, ia mendengar Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya perkara yang halal itu jelas dan perkara yang haram juga jelas dan diantara keduanya ada perkara mutasyabihat yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia, barangsiapa yang bisa menjaga diri dari perkara syubhat maka telah menyelamatkan agama dan kehormatannya, dan barangsiapa yang terjatuh dalam perkara syubhat telah terjatuh dalam perkara haram seperti penggembala yang menggembala di dekat tanah larangan yang sesaat lagi gembalanya akan amsuk ke tanah larangan tersebut, ketahuilah setiap raja itu punya tanah larangan, ketahuilah larangan Allah adalah perkara yang diharamkanNya, ketahuilah di dalam jasad itu ada segumpal daging, jika baik maka baiklah seluruh jasad, dan jika jelek maka jeleklah seluruh jasad, ketahuilah daging tersebut adalah hati” (Riwayat Bukhari dan Muslim). Pengarahan Nabi saw di atas memberikan ketegasan bahwa hal yang halal telah jelas dan yang haram juga telah jelas. Oleh karena itu para suami hendaknya bisa menjauhi hal yang telah jelas-jelas diharamkan, dengan mengambil hanya yang halal saja. Di sisi lain, hendaknya para suami berhati-hati terhadap sesuatu yang syubhat, karena berada pada wilayah antara, yaitu antara halal dan haram.
                Suami yang dipenuhi rasa cinta meyakini bahwa Islam melarang berkembangbiaknya riba, penipuan, pemalsuan timbangan, perjudian, dan berbagai bentuk kecurangan dalam berusaha. Misalnya, Allah memberikan celaan terhadap perilaku kecurangan dalam timbangan:
“Celakalah bagi orang-orang yang curang, apabila ia menerima takaran dari orang lain (untuk dirinya sendiri) meminta supaya dipenuhi, tetapi apabila menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi” (Al Muthaffifin: 1-3).
                 Imam Al Ghazali memberikan perhatian khusus mengenai larangan melakukan penipuan dalam mengembangkan usaha, dengan menyatakan, “Segala hal yang menyebabkan timbulnya sesuatu yang merugikan orang lain dalam berinteraksi ekonomi adalah penganiayaan. Janganlah seseorang memuji dagangan yang dimilikinya dengan pujian yang baik-baik padahal ia tahu ada cacat di dalam dagangan tersebut. Janganlah seseorang itu bersumpah dengan menyebutkan nama Allah padahal antara sumpah dan realitanya justru berkebalikan. Hal ini adalah termasuk dosa yang besar. Ingatlah akan sabda Rasulillah saw, “Sumpah palsu itu merusakkan dagangan dan melenyapkan keberkahan pekerjaan.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).
                Suami yang tidak memiliki cinta dalam hatinya, akan cenderung mencari nafkah dengan nafsu keserakahan. Ia mengumpulkan harta dengan menghalalkan segala cara, tidak mempedulikan apakah harta tersebut halal atau haram, tidak peduli apakah akan menimbulkan kerugian bagi orang lain atau tidak. Yang dipikirkan hanyalah mengumpulkan harta, bisa menyenangkan hati isteri dan anak-anaknya. Bahkan pada sebagian kalangan ada yang sempat berpikir, “Mencari harta yang haram saja susah, apalagi yang halal”.
Cinta yang suci, yang keluar dari jiwa yang bersih, tidak akan melakukan tindakan yang dibenci Allah. Seorang suami akan berpikir jernih dalam mencari penghasilan, ia tidak akan tega memasukkan bara api neraka ke dalam perut anak-anak dan isterinya, justru karena ia mencintai mereka semua. Lihatlah contoh keteladanan dari seorang Khalifah Rasyidah Umar bin Abdul Aziz. Ketika bertemu dengan putra-putrinya, Umar bin Abduil Aziz berpesan, “Anak-anakku sayang, aku ingin meninggalkan warisan yang banyak supaya kalian hidup berkecukupan dan bergelimang dalam kenikmatan. Namun aku yakin bahwa kalian tidak akan rela bergelimang kenikmatan, sedangkan ayah kalian kesulitan mempertanggungjawabkan di peradilan Allah kelak atas semua yang ayah wariskan untuk kalian.” Kebaikan diri Khalifah Umar telah tertanam dengan amat kuat pada seluruh keluarga, istri dan anak-anaknya. Pada suatu malam selepas Isya, Umar memasuki kamar putri-putrinya. Segera mereka berpura-pura memasukkan tangan ke mulut, dan cepat-cepat pergi. Umar merasa sikap putri-putrinya itu tidak seperti biasa. Segera ia memanggil pembantunya. “Mengapa mereka meninggalkan kamarnya?” tanya Khalifah Umar. “Karena mereka tidak mempunyai makanan selain makanan orang awam, yaitu kacang adas dan bawang, dan mereka tidak ingin anda mengetahui hal itu,” jawab sang pembantu.
                  Mendengar penuturan itu, Umar menangis. Ia berkata, “Wahai putri-putriku, apalah artinya kalian memakan bermacam-macam makanan yang lezat kalau nantinya bisa mengantarkan ayah kalian ke lembah api neraka.” Mendengar ungkapan Khalifah, putri-putri beliau pun menangis terharu, merasakan berat tanggung jawab ayah mereka sebagai penguasa.